BEKASI, KORIDOR – Di tengah gelombang pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda melandai, mengakibatkan laju bisnis di segala bidang melambat, salah satunya adalah bisnis properti. Pandemi yang hingga kini belum diketahui ujungnya menciptakan keraguan apakah ini waktu yang tepat bertransaksi properti?

Namun yang jelas, aktifitas bisnis di semua sektor mengalami penurunan signifikan, termasuk di industri properti. Tidak heran kalau banyak pengembang terpaksa menunda aksi korporasinya, tapi tidak sedikit pula yang optimis bahwa di masa pandemi tetap masih banyak peluang, khususnya di pasar rumah tapak.

Salah satu group usaha real estate yang tetap menggeliat bahkan ekspansi di masa Covid-19 adalah Duta Putra Land yang awal tahun ini mulai mengembangkan kawasan perumahan elit Grand Duta City di Jalan Raya Boulevard Grand Duta City, Kec. Babelan, Bekasi Utara seluas 200 hektar. Lokasinya strategis karena merupakan rute utama antara Bekasi Barat dan Bekasi Utara, dengan tambahan akses mendatang yang menghubungkan Tanjung Priok dan Bekasi (Tol Tanjung Priok – Cibitung, JORR 2).

Direktur Marketing Duta Putra Land Ester Santoso mengatakan, dalam kondisi ekonomi apapun Duta Putra Land tetap berkomitmen terus menjalankan proyek berskala kota ini sesuai perencanaan awal. Mengingat kebutuhan perumahan yang terus meninggi, dia optimis, pasar properti tetap ada meski dalam kondisi perekonomian belum baik.

“Chairman Duta Putra Land yakin, kalau membangun di saat krisis, maka depan yang didapatkan adalah kemakmuran, karena tren pertumbuhan ekonomi akan menanjak. Setelah krisis lewat perekonomian akan bertumbuh. Sementara kalau kita bangun di saat booming, maka kita harus siap-siap menghadapi perekonomian yang menurun. Ini yang disebut siklus properti,” kata Ester, di sela-sela acara Perkenalan Proyek Grand Duta City, Senin (12/10), di Bekasi.

Selain jajaran komisaris dan direksi Duta Putra Land, juga hadir perwakilan beberapa property agent, dan tokoh masyarakat setempat. Acara tersebut dilangsungkan secara sederhana dengan protokoler kesehatan yang ketat, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Menurut Ester, hingga saat ini Grand Duta City belum di-launching secara resmi. Rencananya baru awal tahun 2021 proyek ini dirilis secara resmi ke publik. Meski begitu, animo masyarakat cukup tinggi. Hal ini terbukti dari sudah terjual 200 unit dari 370 unit rumah yang ditawarkan di Cluster West Manhattan (cluster pertama). Harga rumah yang ditawarkan berkisar Rp700 jutaan hingga Rp1,5 miliar.

Cluster West Manhattan sedang dalam tahap pembangunan, dimana infrastruktur cluster (jalan, saluran air, dan listrik) sudah terpasang, serta sudah dan sedang dibangun puluhan rumah. Dalam waktu dekat akan dipasarkan cluster kedua, Cluster East Manhattan.

Besarnya minat masyarakat ini, kata Ester, tidak terlepas dari lokasi yang makin sangat strategis ke depan, terutama saat jalan tol Cibitung – Cilincing yang terhubungan dengan JORR beroperasi. Nantinya akan ada pintu keluar di Marunda (akses Bekasi Utara) berjarak sekitar 3 km (10 menit) menuju ke Grand Duta City.

“Jika tol tersebut beroperasi, maka posisi Grand Duta City akan berada paling depan bandingkan perumahan-perumahan lainnya (Sumarecon Bekasi dan Kota Harapan Indah). Proyek kami sangat diuntungkan karena paling dekat dengan pintu/akses tol Marunda. Sementara ini kita melalui Tol Bekasi Barat dan Tol Cakung – Cilincing,” jelas Ester.

Investasi menguntungkan

Praktisi pemarasan Leonard Suprijatna mengapresiasi pengembangan proyek baru Duta Putra Land yang berada di lokasi yang prospektif. Selain dari segi akses tol, proyek ini dinilai istimewa karena dikembangkan dengan konsep Township Development dengan konsentrasi dua central business district (CBD) untuk kegiatan komersial dan high-building.

“Dan yang tak kalah menariknya, ke depan proyek ini akan tersambung dengan proyek besar yang merupakan proyek baru joint antara Duta Putra Land dengan Sumarecon Gading. Aksesnya juga bisa melewati proyek ini,” ujar Leonard yang juga Direktur Panen Properti, di kesempatan yang sama.

Ditilik dari sisi investasi, kata Leonard, properti di Grand Duta City menjanjikan capital gain cukup tinggi. Alasannya, sekarang ini harga lahan di Kelapa Gading, Sedayu City, dan Jakarta Garden City sudah sangat mahal. Secara alamiah, perkembangan kota akan menuju Bekasi Utara sebagai sunrise property merupakan destinasi baru investasi properti.

“Lokasi Grand Duta City ini berada di tengah kawasan perumahan elite (Sumarecon Bekasi, Kota Harapan Indah, dan Jakarta Garden City) yang sudah mapan yang harga tanah sudah tinggi. Sekisar Rp15 juta hingga Rp30 juta m2, sementara di Grand Duta City masih di angka Rp7,5 juta m2. Tentunya sangat menguntungkan kalau investor membeli sekarang,” jelas Leonard.

Menurut Leonard, konsumen akan lebih confidence mengingatkan pengembangnya (Duta Putra Land) karena telah berkontribusi dalam pembangunan proyek di Indonesia selama 37 tahun. Kunci sukses proyek Duta Putra Land adalah setiap proyek selalu mengikuti (dekat) perkembangan pembangun infrastruktur dari pemerintah, hingga proyeknya selalu berkembang pesat.

Ke depannya Grand Duta City akan menjadi kawasan mandiri dengan total hunian +/- 25.000 rumah berkonsep minimalis modern, dikelilingi dengan fasilitas-fasilitas premium seperti: shopping mall, central park, fasilitas olah raga terlengkap, entertainment lake area, shop house, water park, apartment, dan lain sebagainya.

Penulis: Erlan Kallo