Grand Duta City dikembangkan di Jalan Raya Boulevard Grand Duta City, Kec. Babelan, Bekasi Utara seluas 200 hektare.
Bisnis.com, JAKARTA — Meskipun belum meluncurkan klaster West Manhattan, Duta Putra Land mengklaim berhasil menjual 200 dari 370 unit hunian rumah yang ditawarkan di klaster tersebut dengan harga yang ditawarkan berkisar Rp700 jutaan hingga Rp1,5 miliar.
Direktur Marketing Duta Putra Land Ester Santoso mengatakan bahwa Grand Duta City hingga saat ini belum di-launching secara resmi. Proyek ini rencananya dirilis secara resmi ke publik awal 2021 .
“Meski begitu, animo masyarakat cukup tinggi. Hal ini terbukti dari sudah terjual 200 unit dari 370 unit rumah yang ditawarkan di Cluster West Manhattan,” ujarnya melalui siaran pers terkait dengan Perkenalan Proyek Grand Duta City, di Bekasi, Senin (12/10/2020).
Selain jajaran komisaris dan direksi Duta Putra Land, juga hadir perwakilan beberapa agen properti, dan tokoh masyarakat setempat.
Acara tersebut, menurut Elen, dilangsungkan secara sederhana dengan protokoler kesehatan yang ketat, mencuci tangan, pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Grand Duta City dikembangkan di Jalan Raya Boulevard Grand Duta City, Kec. Babelan, Bekasi Utara seluas 200 hektare. Lokasinya diklaim strategis karena merupakan rute utama antara Bekasi Barat dan Bekasi Utara, dengan tambahan akses mendatang yang menghubungkan Tanjung Priok dan Bekasi (tol Tanjung Priok—Cibitung).
Menurut Ester, hingga saat ini Grand Duta City belum di-launching secara resmi. Rencananya baru awal tahun 2021 proyek ini dirilis secara resmi ke publik.
“Chairman Duta Putra Land yakin, kalau membangun di saat krisis, maka ke depan yang didapatkan adalah kemakmuran karena tren pertumbuhan ekonomi akan menanjak. Setelah krisis lewat perekonomian akan bertumbuh. Sementara kalau kita bangun pada saat booming, maka kita harus siap-siap menghadapi perekonomian yang menurun. Ini yang disebut siklus properti,” kata Ester.
Klaster West Manhattan dalam tahap pembangunan dan infrastruktur (jalan, saluran air, dan listrik) sudah terpasang, sedangkan sudah ada rumah yang sudah dan sedang. Dalam waktu dekat akan dipasarkan klaster kedua, yakni East Manhattan.
Besarnya minat masyarakat ini, kata Ester, tidak terlepas dari lokasi yang makin sangat strategis ke depan, terutama saat jalan tol Cibitung—Cilincing yang terhubung dengan JORR yang sudah beroperasi.
“Jika tol tersebut beroperasi, maka posisi Grand Duta City akan berada paling depan dibandingkan dengan perumahan-perumahan lainnya. Proyek kami sangat diuntungkan karena paling dekat dengan pintu/akses tol Marunda. Sementara ini, [proyek] kami melalui tol Bekasi Barat dan tol Cakung–Cilincing,” kata Ester.
Praktisi pemarasan Leonard Suprijatna mengapresiasi pengembangan proyek baru Duta Putra Land yang berada di lokasi yang prospektif. Selain dari segi akses tol, proyek ini dinilai istimewa karena dikembangkan dengan konsep township development dengan konsentrasi dua Kawasan pusat niaga (central business district/CBD) untuk kegiatan komersial dan high-building.
“Dan yang tak kalah menariknya, ke depan proyek ini akan tersambung dengan proyek besar yang merupakan proyek baru joint antara Duta Putra Land dengan Summarecon Gading. Aksesnya juga bisa melewati proyek ini,” ujar Leonard yang juga Direktur Panen Properti pada kesempatan yang sama.
Jika ditilik dari sisi investasi, kata Leonard, properti di Grand Duta City menjanjikan capital gain cukup tinggi. Alasannya, sekarang ini harga lahan di Kelapa Gading, Sedayu City, dan Jakarta Garden City sudah sangat mahal. Secara alamiah, perkembangan kota akan menuju Bekasi Utara sebagai sunrise property merupakan destinasi baru investasi properti.